Dengan kepala sedikit berat karena kurang tidur semalam, aku berjalan menyusuri Thamel untuk pindah ke Annapurna Guest House. Biaya menginap di guest house ini hanya NRS 750 atau sekitar 100 ribu rupiah per malam. Setelah berhasil mengobrak-abrik seisi ranselku dan seluruh kasurku hanya untuk mencari sepasang kaus kaki, akupun memulai perjalanan mengelilingi Thamel hari ini.
Tujuan pertamaku adalah mencari SEPATU! Karena berangkat dari Indonesia aku memakai sepatu dengan ukuran yg lebih besar dari ukuranku, alhasil kakiku sukses lecet level akut. Thamel sendiri dikenal sebagai pusatnya belanja outdoor gears yang murah dan berkualitas. Harga untuk sepatu outdoor baru berkisar NRS 4000 – NRS 5000 (sekitar 500 ribu rupiah). Pencarian panjang untuk sepatu ukuran 37 pun dimulai.
Masuk toko pertama, kosong, toko kedua kosong, begitu seterusnya sampai aku menemukan sebuah toko kecil di ujung jalanan Thamel. Di toko ini pun, aku tidak menemukan sepatu ukuran 37. Melihat kekecewaan di raut mukaku, si pemilik toko pun memanggilku
Her : “Miss, Actualy I have one pair. Size 37. This shoes is mine, but I only used them once to go to The Summit. If you really want, you can buy it. “
Me : Sure, I will take it!
Setelah tawar menawar harga, aku mendapatkan sepasang sepatu baru (not really a new ones) dengan harga NRS 2500. Aku melanjutkan hari ini menyusuri Thamel, dan perhatianku terpusat pada sebuah pintu masuk bergaya klasik. “Garden of Dreams!” seruku. Aku pun segera masuk ke dalam taman setelah membayar tiket seharga NRS 200.Garden of Dreams atau Taman Impian merupakan salah satu taman yang dibangun oleh Kaisar Sumsher Rana pada awal tahun 1920-an. Taman ini merupakan salah satu oasis di hiruk pikuk Kathmandu.
Memasuki area taman, mataku dimanjakan dengan indahnya arsitektur taman ini. Bangunan bergaya eropa dan penataan taman yang begitu indah sukses membuatku terperangah. Dan aku memutuskan untuk mengakhiri hari ku dengan bermeditasi di taman ini.