Di Kuala lumpur baru saja dibangun bandara baru untuk menggantikan LCTT (Low Cost Carrier Terminal) yang kini tidak beroperasi lagi. Bandara Baru ini bernama KLIA 2 (Kuala Lumpur International Airport), bandara yang dikhususkan untuk menjadi terminal bagi penerbangan low cost di Malaysia. Meskipun bandara ini dikategorikan bandara yang low cost, tapi fasilitas di bandara ini tidak kalan dengan KLIA. Di KLIA 2 ada beberapa gerai makanan serta tempat belanja oleh-oleh, Bandara ini pun terintegrasi dengan KLIA Express (Kereta cepat yang menghubungkan KLIA-KLIA2-KL Sentral). Ada point plus bagi para backpacker yang ingin menghemat budget, di terminal ini ada open hall di depan air asia office yang biasanya digunakan traveller untuk istirahat selama masa transit pesawat mereka. Tentunya hal ini sangan membantu traveller yang ingin menghemat budget hotel.
Aku berada di Kuala Lumpur selama 2 hari 3 malam. Aku berangkat ke Kuala Lumpur pada Jumat malam setelah pulang kantor. Aku mengambil jam terbang terakhir hari itu, otomatis aku sampai di Kuala Lumpur pada tengah malam tepatnya jam 2 malam baru selesai dari proses imigrasi dan pengambilan bagasi. Sesampainya di sana, aku kebingungan mencari tempat istirahat, KLIA Express belum beroperasi dan budget hotel bandara sangat mahal. Lalu aku hanya berkeliling-keliling di KLIA 2. Dan disitulah aku menemukan surga (lebay). Ada satu hall milik air asia yang biasa digunakan para backpacker untuk beristirahat. Aku akhirnya beristirahat di hall tersebut sembari menunggu KLIA Express pertama yang beroperasi pukul 05.00.
Tepat pada pukul 05.00, aku langsung ke statsiun KLIA Express dan memesan tiket tujuan KL Sentral seharga RM35(sekitar 120 ribu rupiah).
KLIA Express bisa dikatakan sangat nyaman. Dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 20 menit, kereta sudah memasuki stasiun KL Sentral. Sampai di KL Sentral, aku harus melanjutkan perjalanan ke Bukit Bintang. Perjalanan ke Bukit Bintang bisa ditempuh dengan menggunakan kereta api monorail. Yang jadi permasalahannya adalah, Mall yang menghubungkan KL sentral dengan Stasiun Monorail masih tutup karena aku datang terlalu pagi (efek gak nginep di hotel). Terpaksa aku harus berjalan memutari Mall dan berantem dengan supir taksi yang maksa nawarin jasa taksinya dengan iming-iming memotong tarif sampe 50%. Setelah berhasil melewati si supir taksi yang galak dan berujung ngata-ngatain karena aku ga naik taksi dia, akhirnya aku sampai di stasiun monorail KL Sentral. Aku beli tiket ke Bukit Bintang seharga RM2 (taksi RM18) , lalu naik monorail sekitar 15 menit. Sesampainya di Bukit Bintang aku menyempatkan diri untuk mampir ke apartemen temenku di daerah TUn Razak dengan JALAN KAKI. Ya, jalan kaki sekitar 3 km adalah hal yang wajar bagi traveller kaya aku. Jalan jalan jalan, akhirnya aku sampai di apartemennya, numpang mandi dan makan sekalian menunggu jam 12(jam check in hostel).
Apartemen temenku hanya berjarak 200m dari KBRI, jadi sekalian numpang foto 😀
Pada pukul 10.00 aku pamitan sama temenku untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya. Aku pergi ke hostel di daerah Petaling Street yang sudah aku booking sebelumnya. Hostel dengan kapasitas 8orang/ kamar dengan ongkos menginap RM25/orang (sangan murah kan?).
Setelah menaruh barang barang barangku di Hostel,aku memulai perjalananku ke Batu Cave yang akan aku ceritakan di postingan berikutnya.